Jumat, 26 Juli 2019

CERITA SEX BERCINTA DENGAN CEWEK LIAR


Nama gw Hendy, gw kerja sebagai roomboy di sebuah hotel berbintang empat.
Kerjaan yang enak sebenernya, bisa liat-liat kamar orang sembarangan, dan cerita ini adalah saat gw dapet jackpot di sebuah kamar.

Pagi itu seperti biasa setelah menyiapkan trolley gw mulai menyatroni kamar satu persatu.
Sekitar jam 9 setelah kelar 2 kamar, gw parkir trolley di depan kamar ketiga, setelah 3 kali mencet bel gak ada yang keluar gw masuk.
Dari dalam kamar mandi terdengar suara shower, begitu nyampe ke kasur gw lihat seorang wanita dbalik selimut lagi asyik maenan hp.

“mau dibersihkan kamarnya mbak?” tanya gw berusaha sopan,

“oh boleh mas, umm saya harus keluar dari ranjang nih?”

“iya mbak, spreinya kan harus diganti” yup gw saat itu lagi megang seprei di tangan gw

Memberi isyarat tunggu, kemudian wanita itu mengambil baju yg diletakan di meja kecil di sisi ranjang.
Kemudian ia beranjak bangkit setelah memakai baju itu, baju yg sangat kebesaran, wanita berdarah chinese dengan rambut coklat sebahu, umur mungkin sekitar 20-24an, tinggi kekira 160cm, mungil memang, namun memiliki dada yang (sangat) besar, bahkan dari balik baju yang sangat kebesaran itu dadanya masih terlihat menonjol, dengan puting yang perlahan menceplak dibalik baju.

Wanita itu kemudian berdiri di sudut ruangan, memperhatikan handycam yg berdiri dengan tripod di sudut ruangan, sementara gw mengganti sprei sambil sesekali mencuri lihat kearah wanita itu. junior gw mulai tegang ga karuan ngeliat wanita hanya berbalut baju putih tipis.
Ga lama sesosok pria paruh baya berbadan agak gemuk keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk.
Ia langsung berjalan menghampiri wanita itu.

“tuh kaan om, jelek hasilnyaaaa” wanita itu memperlihatkan hasil rekaman kepada pria itu.

“mau gimana lagi, kan tripod kalo dipegang lebih jelek lagi”

Kemudian mereka berdua berbisik, entah apa yang mereka bicarakan ga kedengeran.
Hanya akhir perbincangan yg gw denger

“tapi aku malu om” “gapapa, anggep aja salah satu temen om”

Kemudian pria itu menghampiri gw yang baru saja kerja mengganti sprai mereka (maklum 3 lapis, agak lama).

“mas, bisa bantu saya ga?” tanya pria itu

“bantu apa ya pak?”

“saya mau minta tolong, rekamin saya ama si eneng dong, buat kenang-kenangan, nanti malam saya harus terbang pulang”

“rekam apa ya pak?” gw kembali bertanya untuk memastikan

“rekamin kami main lah mas, di tripod jauh banget, kalo saya pegang ga fokus, butuh orang yang rekamin”

“kenapa ga make jasa juru rekam aja pak?”

“saya mau bikin koleksi pribadi, bukan film bokep buat ditonton orang, ga perlu ampe profesional gtu kan, saya minta kamu karena kamu ga mungkin berani macem2, bisa masuk penjara kamu kalo berani macem2”

“kenapa harus saya pak…”

“gini deh mas, saya bayar mau apa gak?”

Widih, ngeliat gadis telanjang, dibayar pula, siapa yang nolak rejeki gini!
Gw kemudian meminta izin untuk merapikan trolley.
Gw sembunyikan trolley di ruang pantry, kemudian memasang tanda “privacy” di pintu, dan menguncinya.
Kami kemudian melakukan briefing sebentar.
Dari situ gw tau wanita itu bernama Lusi, umur 21, dan pria itu mengaku bernama Sam (di daftar tamu namanya Samsuri)

Dari briefing singkat itu diputuskan gw boleh mengambil video sedekat mungkin, tangan gw juga boleh ngasih isyarat biar gambar yg diambil bagus, tapi ga boleh megang daerah terlarang Lusi, agak kentang juga sih sebenarnya, tapi gapapa lah lumayan.
Video ini tanpa cut sama sekali jadi gw ga boleh ampe bad angle, damn juga sih.

Setelah semua setuju, gw ngambil handycam yang masih berdiri tegak di tripod, sedangkan Lusi berdiri menghadap jendela, membelakangi gw.
Sam kemudian memeluk Lusi dari belakang dan perlahan menaikan kaos yang dipakai Lusi.
Gw lihat Lusi masih nampak malu, namun sam sepertinya tanpa ragu membuka kaos yg dipakai Lusi.
Tangan Lusi langsung menutupi dada dan vaginanya, Sam langsung membisikan sesuatu di telinga Lusi.
Nampak sekali Lusi masih malu untuk telanjang di depan orang yang baru dikenalnya.

Dan gw hanya memperhatikan mereka dari ¾ belakang.
Setelah beberapa saat membisikan sesuatu, tangan Lusi nampak mulai turun, berganti kedua tangan Sam yang memegang penuh kedua dada Lusi.
Secara perlahan mereka berbalik arah.
Kini mereka berdiri tepat berhadapan dengan gw.
Kedua tangan Sam menutupi dada Lusi, namun telapak tangan Sam tidak cukup besar untuk menutupi dada Lusi yang memang besar, sedangkan kedua tangan Lusi menutupi vaginanya, ia hanya tertunduk malu.

“udah gapapa hunny, anggep aja ga ada orang kita berdua doang”, bujuk Sam lembut

“gapapa gimana, aku malu sayang…. “ Lusii menjawab dengan wajah yg masih tertunduk

Lusi yg berdiri di hadapan gw nampak berbeda dengan Lusi yang gw liat ketika pertama masuk kamar ini.

“gini, gimana kalo kita mulai dari pakaian lengkap? Biar mbak Lusi agak lebih biasa, juga biar hasilnya ga rekaman ml doang, kan menggairahkan banget tuh proses bugilnya” gw berusaha memberi masukan, dan mereka nampaknya setuju.

Lusi kemudian menarik handuk yang masih melingkar di pinggang Sam, ia menggunakan handuk tersebut untuk menutupi tubuh bagian depannya dan melangkah cepat menuju lemari, sedangkan Sam masih berdiri dengan penis yang sudah mulai menegang (sialnya gw liat)

Adegan dimulai, sam bersandar ke kepala ranjang dengan posisi duduk.
Gw mengambil gambar kearah lemari, dan Lusi mulai berjalan masuk ke dalam frame.
Ia mengenakan piyama satin berwarna merah padam.
Raut wajahnya masih agak malu.
Sam memberi isyarat pada Lusii untuk duduk di samping kirinya. Kemudian Sam mulai melumat bibir Lusi, awalnya Lusi masih kaku ketika berciuman disorot kamera, namun seiring libidonya bangkit ia membalas ciuman Sam.

Mereka berdua semakin ganas saling melumat, gw menyorotnya cukup dekat.
Sam kemudian melingkarkan tangannya di sekitar perut Lusi, memposisikan Lusi tidur telentang sambil terus berciuman dengan ganasnya.
Tangan kanan Sam kemudian meremas dada kiri Lusi.
Nafas Lusi semakin memburu, dan junior gw mulai menegang merekam adegan ini.

Gw kemudian menginstruksi posisi mereka, Sam sepertinya paham dengan kode yg gw kasih.
Ia kemudian duduk bersandar dengan posisi kaki diregangkan, ia memeluk Lusi dari belakang.
Sam lalu menjilati leher Lusi, sesekali mencupangnya hingga menimbulkan bekas kemerahan.
Kedua tangan Sam sibuk meremas kedua dada Lusi.
Suara lenguhan mulai terdengar, tangan Lusi berada di paha Sam, namun Lusi terus menutup matanya, mungkin ia sedang memotivasi diri dengan ga liat gw.

Ya memang gw duduk bersila tepat di hadapan mereka. tangan kiri Sam beranjak turun, sepertinya Lusi paham ia langsung meregangkan kakinya untuk mempermudah Sam.
Tangan kiri sam masuk ke dalam celana Lusi, sesaat tubuh Lusi terhentak seperti mendapat rangsangan hebat, yup jemari Sam kini bermain di bibir vagina Lusi.
Sementara tangan kanan Sam mulai melepas kancing piyama Lusi satu persatu. tanpa menunggu perintah, Lusi membantu melepaskan atasan piyamanya ketika semua kancing terbuka, kini ia mengenakan bra berwarna krem, bra itu tak cukup menahan kedua dadanya yang seperti siap melompat keluar.

Kedua tangan Sam kembali meremas dada Lusi, seperti terganggu dengan bra yang dipakai, sam melepaskan pengait dan dalam sekejap bra itu dilempar Sam ke sembarang arah.
Kini nampak dada Lusi bergerak liar.
Sam meremasnya dengan ganas, ia kemudian memainkan puting Lusi yang sudah menegang berwarna pink kecoklatan.
Juniorku sepertinya sudah berdiri tegak ketika melihat dada Lusi yang begitu besar dan kenyal.
Sam kemudian memberi instruksi agar Lusi menghisap penisnya.

Lusi kemudian membalikan badannya, tangannya perlahan mengocok penis Sam.
Lalu Lusi mulai memasukan penis itu kedalam mulutnya, perlahan ia mengulum penis itu sambil tangan kanannya mengocok pangkal penisnya.
Kuluman Lusi semakin cepat ketika tangan Sam kembali meremas remas dada Lusi.
Kini Lusi sudah berani melihat kamera.
Ia bahkan seperti tersenyum ketika melepas kulumannya dan mengocok penis Sam dengan cepat lalu kembali mengulumnya.

Beberapa menit berlalu dan Sam menarik kepala Lusi untuk berhenti mengulum penisnya, haha sepertinya dia mau keluar.
Kemudian mereka berganti posisi, Lusi tidur telentang.
Sam kembali melumat bibir Lusi, lalu turun menjilati leher hingga dadanya.
Sam menjilati dada Lusi dengan ganas, ia bahkan beberapa kali menggigit kecil puting Lusi.

Lalu jilatan Sam kembali turun, sebentar ia menjilati pusar Lusi, kemudian sampai di batas celana.
Kedua tangannya kemudian menggenggam dua sisi pinggang Lusi dan dengan ganas menurunkan celana beserta CD Lusi.
Dan nampaklah vagina Lusi yang berwarna pink merekah hampir tak ditumbuhi bulu.
Sepertinya Lusi sangat rajin mencukur vaginanya.

Mereka kini bertelanjang bulat, dan junior gw sudah berdiri sangat tegak melihat tubuh Lusi yang begitu luar biasa.
Sam nampak kesulitan menjilati vagina Lusi, ya memang posisinya membuat vagina itu agak tertutup.
Kemudian Sam mengangkat dan merentangkan kedua kaki Lusi, membuat vagina Lusi mudah untuk dijilati.
Dan tak butuh waktu lama untuk kepala Sam tenggelam diantara pangkal paha Lusi.
Sesaat tubuh Lusi membusur dan lenguhan terdengar cukup nyaring.

Gw bingung gimana nyorot vagina Lusi karena semua yg terlihat Cuma kepala Sam dengan rambut yang mulai menipis.
Akhirnya gw sorot Lusi yang terus melenguh.
Kedua tangannya meremas memainkan dadanya sendiri.
Lusi terus mendesah, matanya merem melek keenakan.
Sekian detik Lusi ga sadar gw nyorot dadanya begitu dekat, udah di ubun ubun gw pengen meremas dada Lusi yang nampak besar dan kenyal itu. tapi apa daya karir taruhannya.

Gw nyorot naik, biar dapet ekspresi dan lenguhan Lusi.
Ia nampaknya sadar gw nyorot begitu deket ke wajahnya, gw berlutut di kasur tepat di samping Lusi.
Ia melihat kearah handycam dan memasang muka menggoda.
Ia menggigit kecil bibir bawahnya.
Entah Lusi sebenernya menggoda gw atau ekspresi ke handycam, yg jelas ia sudah sama sekali ga menunjukan ekspresi malu.

Libidonya sudah sangat tinggi sepertinya.
Beberapa saat ia kembali membusur dan meracau keras.
“aaahhhhh” nampaknya ia mengalami orgasme pertamanya.
Dan tak diduga tangan kanannya tiba mencengkram junior gw.
Mukanya sedikit kaget bercampur sange.
Yup ukuran penis gw jauh lebih besar dari Sam.
Jemari Lusi perlahan mengocok penis gw yang masih terbungkus celana.

Lusi memberi kode untuk gw merubah posisi merekam, gw yg tadinya di sebelah kanan Lusi kini berlutut di sebelah kirinya.
Ia kemudian menyilangkan kakinya, mengunci kepala Sam diantara pangkal pahanya, dan Sam semakin ganas menjilati vagina Lusi. Tangan kanan Lusi menjambak mesra rambut Sam, lalu ia membenamkan kepala Sam di pangkal pahanya.

Tangan kiri Lusi perlahan menarik tangan kiri gw yang memang ga memegang handycam.
Ia menariknya kearah dadanya, dan tanpa ragu gw meremas dada Lusi.
Begitu besar kenyal dan lembut, gw meremasnya semakin keras sambil sesekali memilin putingnya.
Lusi meracau tak karuan.
Gw berusaha keras memikirkan bagaimana cara menjilati dada Lusi. namun terlambat, Sam menengadahkan kepalanya dan dengan cepat gw menarik tangan gw dari dada Lusi.
Sam sepertinya ingin langsung menusukan penisnya kedalam vagina Lusi.
Gw berusaha menahan agar Sam tak buru buru ml.
Gw kemudian nyorot tubuh Lusi, dari dada turun hingga atas vaginanya.
Sam tau maksud gw, jemarinya memainkan bibir vagina Lusi, gw menyorotnya dengan jarak yang sangat dekat.
Dua jari Sam mencoba membuka bibir vagina Lusi.
Terlihat sangat jelas vagina pink merekah itu sudah sangat basah, entah liur Sam atau memang dari cairan vagina Lusi.

“sayaang kiss me” Lusi tiba merajuk.
Sam hanya tersenyum sesaat, ia yang telah duduk di samping Lusi kemudian kembali melumat bibir mungil Lusi.
Tangan Sam kembali memainkan dada Lusi, sedangkan Lusi memeluk Sam sangat erat, salah satu tangannya mendorong kepala Sam agar tak menghentikan ciuman mereka.
kaki Lusi yang sempat merapat tiba direntangkan sangat lebar, well gw tau nih maksudnya.

Kemudian gw mengarahkan kamera sangat dekat dengan dada Lusi yang sedang diremas remas oleh Sam, sementara tangan kiri gw perlahan menyentuh bibir vagina Lusi.
Ga ada respon apapun seperti menutup kakinya, berarti memang boleh, dan tanpa buang waktu gw memasukan jari tengah gw ke liang vagina Lusi.
Terasa sempit dan sangat basah.
Tetiba Lusi merapatkan kakinya, bersamaan dengan kepala Sam yang bangkit.

Sam sepertinya sudah tak sabar, dengan segera ia memposisikan tubuh Lusi dan mengarahkan penisnya ke bibir vagina Lusi, setelah beberapa gesekan penis itu masuk ke dalam liang vagina Lusi. Perlahan Sam memompa vagina Lusi, ia kemudian mempercepat temponya.
“mmppff, ahhhh…..” Lusi meracau keras sambil kedua tangannya meremas dadanya.

Beberapa menit berlalu, Sam seperti kehabisan tenaga.
Ia membalikan posisi, kini mereka berada di posisi WOT.
Tubuh Lusi bergerak naik turun, dadanya bergoyang bebas.
Lusi kemudian mempercepat tempo permainannya, kedua tangan Sam meremas dada Lusi, membuat libido Lusi semakin meninggi.

“ahhh oomm….mau keluaar”

“mppff ahhh…om juga sayaang…”

Dan tubuh mereka meregang bersamaan, beberapa detik kemudian Lusi yang sudah lemas menjatuhkan diri ke ranjang.
Ga mau kehilangan moment gw langsung menyorot vagina Lusi, tangan kiri gw meregangkan paksa kaki Lusi.
Terlihat jelas cairan putih meleleh keluar dari lubang vagina Lusi.
Nafas Sam nampak sudah terengah engah, begitu pula Lusi, tapi entah kenapa lebih terdengar seperti nafas yang masih memburu.
Ya memang permainan mereka terbilang cukup singkat, jauh lebih lama foreplaynya.
Dan CUT..!! pengambilan video selesai.
Gw melipat layar handycam dan mematikannya.

Sam berusaha bangkit untuk melihat hasil rekaman, sedangkan Lusi membersihkan sisa cairan kental yang masih keluar dari vaginanya dengan tisue.
Mata gw masih ga bisa berpaling dari tubuh Lusi yg telanjang bebas di atas ranjang.
Sam nampak puas dengan hasil rekaman gw.
Setelah ia selesai menonton rekaman tersebut, ia kembali memberikan handycam ke gw.
Sam beranjak menuju kamar mandi, katanya sih mau mandi, siapa peduli.
Gw duduk di tepi ranjang, ngeliat hasil rekaman gw barusan, well menggoda banget ampe buat junior gw kembali naik.
Lusii juga beranjak duduk di samping kiri gw, kami nonton rekaman itu bersama.

Tiba tangan Lusi menggenggam junior gw yg udah berdiri keras dibalik celana.
“pengen ya?” goda Lusii.
“banget lah, siapa yg ga mau ama cewek secantik kamu” gw hanya menjawab seadanya, takut juga karir taruhannya.
“yuk.. aku masih pengen nii…. om Sam cepet bangeet keluarnya, bete kan” Lusii kembali menggoda.
Tangannya masih memainkan junior gw dari luar celana.
Memang permainan mereka tadi jauh lebih sebentar dibanding foreplaynya.
Maklum umur, hahaha.
“takut mbak, bisa dipecat kalo ketauan” gw menjawab berusaha menguatkan diri dan nyari motivasi.

Kemudian tangan Lusi melepaskan kait celana dan menurunkan restleting gw.
“gapapa, om Sam kalo mandi itu lama banget…. kalo mp3nya dah kedengeran berati udah mulai mandi, kalo lagunya mati berati selesai mandinya” Lusi berusaha meyakinkan gw.
Well kepalang tanggung, nafsu udah di ubun ubun gini.

“wah gede banget penis kamu den, jauh ama om Sam…” Lusii memuji sambil tangannya mengocok penis gw.
Gw meliat handycam yang masih gw pegang dan menaruhnya di meja kecil samping ranjang.
Lusi langsung inisiatif, kepalanya mendekati penis gw, terasa kemudian bibirnya di kepala penis gw, dan mulai masuk hingga setengah.
Perlahan tapi pasti Lusi mulai mengulum penis gw.
Semakin cepat Lusi mengulum penis gw, nafasnya pun terdengar semakin memburu.

Lusi melepaskan kulumannya, ia segera beranjak berdiri dan memposisikan diri tangannya memegang penis gw mengarahkan vaginanya untuk dimasuki penis gw.
Setengah duduk membelakangi gw ia menggesekan penis gw sebentar ke vaginanya, dan perlahan penis gw masuk kedalam vaginanya.
Terasa basah, hangat dan amat sempit.
Dan blesss…seluruh penis gw masuk ke liang vagina Lusi.
Tangan Lusi bertopang di paha gw, dan badannya mulai naik turun perlahan.
Kedua tangan gw meremas dada Lusi yang bergoyang bebas.
Sesekali gw mainkan putingnya.

Goyangan Lusi semakin cepat, begitu pula gw meremas dada Lusi semakin kencang.
Nafas Lusi yang sangat memburu berganti menjadi lenguhan.
Mppff, aahhhh….. 5 menit berlalu dan lenguhan Lusi menjadi semakin kencang… “aahhh mau keluaaar” beberapa detik kemudian kurasakan penis gw dibanjiri cairan hangat, meleleh keluar hingga membasahi paha gw.

Tempo permainan Lusi semakin lambat, agak lemas sepertinya namun lenguhannya masih cukup kencang.
Ngeri juga kalo ampe kedengeran Sam.
Gw sedikit menarik badan gw ke tengah kasur kemudian melempar tubuh gw ke kasur.
Lusi membalikan tubuhnya, kami berganti menjadi WOT.
Lusi nampak bersemangat kembali, ia bergoyang maju mundur, atas bawah dengan tempo yang lumayan cepat. tangan gw kembali meremas kedua dada Lusi.
Ia mulai kembali melenguh, gw pun mulai meracau.
Segera kutarik kepalanya, dan melumat bibirnya.
Ia membalas dengan liar.

Tubuh kami bergoyang cukup cepat, dan gw ga melepaskan ciuman kami.
Gw takut juga kalo dia melenguh terlalu keras.
4 menit berlalu, Lusi menggigit bibir bawah gw, tubuhnya meregang. Dan kembali kurasakan orgasme kedua Lusi.
Cairan hangat itu kembali menyembur kearah penis gw.
Kali ini lebih banyak dari yang sebelumnya.
Lusi berhenti bergoyang “aku capek…kamu kenapa belom keluar juga sih?” dan gw hanya tersenyum sambil mulai bergoyang.
Lusi mulai terangsang kembali hingga ia mulai melenguh.
“jangan kelamaan, ntar Sam keburu keluar” dan kata2 Lusii seketika membuyarkan kenikmatan gw.

Gw menggulingkan tubuh Lusi hingga penis gw keluar dari vaginanya. Gw memberi instruksi agar ia mengambil posisi menungging di bibir ranjang.
Gw berdiri di belakangnya, pas posisinya.
Segera gw arahkan penis gw masuk ke vaginanya.
Kini kami dalam posisi doggie style.
Kupegang erat pinggulnya dan perlahan memompanya.
Perlahan dan semakin cepat.
Lusii mulai kembali melenguh.
Gw tau gw ga punya banyak waktu, kedua tangan gw kemudian memegang dan meremas perlahan dada Lusi yang bergantung bebas, dan gw percepat pola permainan gw.
Tangan Lusi seketika mengambil bantal yang tergeletak di dekatnya dan menutupi wajahnya.
Gw pompa semakin cepat.

Suara erangan Lusi cukup kencang namun diredamkan oleh bantal. Sedangkan gw berusaha menahan lenguhan sebisanya sambil terus memompa cepat vaginanya.
Vagina yang sudah sangat basah itu mengeluarkan bunyi yg cukup kencang ketika penis gw memompanya.

“shhh aahhh mau keluar neng…” Lusi melepaskan bantal dari wajahnya dan menjawab “
mff aaaaaah aku juga…di dalem ajaaa”

Kembali terasa cairan hangat membanjiri vagina, dan nyaris bersamaan gw mencapai orgasme, croot croot croot croot…6 tembakan bersarang langsung ke dalam liang vagina Lusi.
Gw masih tetap memompa dengan tempo yang semakin lambat.
Semenit kemudian baru lah gw cabut penis gw yang mulai menyusut dari vagina Lusi.
Dan gw lihat cairan putih sperma gw bercampur cairan vagina Lusii meleleh keluar dari vaginanya.

Lusii tergolek lemas sesaat, dan berusaha bangkit.
Gw masih berdiri di tepi ranjang, mencoba mengatur nafas.
Lusi duduk bersila di hadapan gw.
Vaginanya masih terus mengeluarkan cairan kental kami.
Ia menjilati penis gw dan mengulumnya sebentar, mencoba membersihkan gw rasa.
“u’re the greatest” puji Lusi… “kamu juga”

Gw kembali memakai celana gw, sementara Lusi membersihkan vaginanya.
“mending kamu buruan deh sebelum Sam selesai mandi” dan gw menjawab dengan memegang lembut dagunya dan kembali menciumnya.
“okeh, thx bgt…” gw beranjak keluar dari kamar tersebut.
gw tau tugas gw sangat terbengkalai dan gw akan ngelembur ampe magrib, tapi ga apa lah untuk sebuah kesenangan yang sangat langka ini.

This Is The Newest Post


EmoticonEmoticon